Senin, 02 Februari 2009

Anggota Parlemen Regional yang peduli dengan deportasi etnis Rohingya, meminta agar mereka di lindungi dengan layak.

ASEAN Inter-Parliamentary Myanmar Caucus (AIPMC) sangat khawatir dengan keputusan dari pemerintah Thailand untuk medeportasi sekelompok etnis Rohingya ke wilayah yang tidak ketahui lokasinya.

AIPMC juga khawatir dengan keputusan yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk mendeportasi etnis Rohingya yang terdampar di Aceh ke Myanmar tanpa mengindahkan bahwa mereka akan ditangkap, dan ada kemungkinan, dieksekusi.

AIPMC meminta dengan tegas pemerintah Thailand dan Indonesia untuk memperlakukan manusia perahu dari etnis Rohingya dengan lebih manusiawi dan memberikan perlindungan yang layak. Kedua Negara anggota ASEAN ini diharapkan bekerjasama dengan lembaga Hak Asasi Manusia dan Pengungsi PBB untuk mencari jalan keluar terbaik bagi masalah ini.

Thailand, sebagai ketua ASEAN dan Negara yang berbatasan dengan Myanmar, memiliki kesempatan memimpin ASEAN pada arah yang baru untuk memperbaiki isu regional yang telah lama terjadi yang dipicu oleh tata pemerintahan yang buruk oleh junta militer dan kekacauan ekonomi di Myanmar.

ASEAN harus menekankan perannya dalam krisis keamanan manusia yang disebabkan oleh toleransi yang dilakukan oleh ASEAN selama beberapa dekade terhadap rejim militer junta yang melakukan tindakan kriminal ekonomi, perang melawan rakyat sipil, dan diskriminasi sistematis terhadap agama, etnis dan kelompok politik.

AIPMC merekomendasikan secara tegas agar ASEAN menggunakan kesempatan pertemuan regional, yang akan dilaksanakan bulan ini di Hua Hin, untuk membicarakan masalah migran internasional yang pergi karena rejim militer Myanmar yang represif. ASEAN memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinan yang baru dengan mengambil kesempatan ini untuk memperkuat Piagam ASEAN dan membentuk Badan Hak Asasi Manusia ASEAN.

Tidak ada komentar: