Rabu, 06 Agustus 2008

Bantuan kemanusiaan membuka pintu bagi kerjasama antara PBB-Myanmar

Kepala bantuan kemanusiaan PBB, John Holmes dan Wakil Menteri Luar Negeri Myanmar, U Kyaw Thu mengadakan pertemuan dengan penduduk disekitar delta untuk melihat situasi terkini. Bantuan kemanusiaan bagi korban Badai Nargis telah membuka pinta positif bagi kerjasama diantara masyarakat internasional, ASEAN dan pemerintah Myanmar yang dapat diperpanjang menjadi kegiatan kemanusiaan lainnya di Myanmar tutur John Holmes.



John Holmes menyatakan PBB akan memperpanjang tingkat “kepercayaan dan keyakinan” dengan pemerintah Myanmar setelah badai Nargis. Menurutnya ada semacam pintu yang terbuka dan kita perlu tetap membukanya dan memperbaikinya, Ia juga menambahkan pemerintah Myanmar terlihat responsif mengenai ide kerjasama lebih lanjut ini.






Selama kunjungan tiga hari ke Myanmar, ia meminta adanya kantor tetap PBB untuk Koordinasi Bantuan Kemanusiaan di Myanmar. Kantor tersebut akan melakukan koordinasi dengan berbagai badan PBB untuk mengerjakan pekerjaan pasca badai Nargis.






Ia juga berharap masyarakat internasional akan terus berkontribusi dalam kegiatan kemanusiaan di Myanmar, bahkan ketika fase darurat telah berakhir. Ia menekankan kalau hal tersebut dapat dilakukan dalam “dasar non politis”. Hal penting lainnya adalah dalam kunjungannya ke Myanmar, ia juga bertemu dengan Perdana Menteri Jendral Thein Sein.






Holmes juga melakukan kunjungan ke Bogale salah satu area yang paling parah terkena badai. Menurutnya bantuan internasional yang ada saat ini sudah seperti bantuan kemanusiaan di tempat lainnya. Ketika kita melihat dari atas wilayah delta, terlihat rumah-rumah yang telah diperbaiki, atap-atap rumah juga sudah dipasang, masyarakat bekerja di sawah, perahu-perahu juga sudah mulai terlihat di sungai-sungai tidak seperti dua bulan yang lalu, jadi tingkat kernormalan aktifitas masyarakat sudah mulai terasa.






Menurut Holmes, korban badai yang selamat masih akan membutuhkan bantuan makanan setidaknya hingga enam bulan kedepan walaupun menurut estimasinya semua yang terkena dampak badai setidaknya telah menerima bantuan kemanusiaan. Berdasarkan estimasi dari laporan Evaluasi Bersama Pasca Badai Nargis setidaknya dibutuhkan biaya USD 1 milliar untuk membangun kembali wilayah delta. Masih banyak yang harus dilakukan terutama untuk memberikan bantuan bagi masyarakat di wilayah selatan delta, menurut Holmes.



Ia juga berterima kasih atas bantuan pihak swasta dan biksu-biksu yang telah bekerja untuk mencegah infeksi dan kelaparan ketika badai baru berlangsung. Dalam kunjungan ini ia juga berbicara mengenai dampak dari akses masuknya pekerja bantuan kemanusian dalam mendistribusikan bantuan. Bagi Holmes, ASEAN memainkan peranan penting dalam diskusi triparti antara ASEAN, PBB dan pemerintah Myanmar yang memfasilitasi terbukanya “pintu positif”. Peran yang dilakukan oleh organisasi regional dalam diskusi ini merupakan pelajaran yang dapat digunakan pada kondisi darurat lainnya.






ASEAN menjadi semacam jembatan antara komunitas internasional yang lebih luas dengan pemerintah Myanmar. Hal ini membuat semua pihak merasa nyaman dengan proses yang terjadi. Menurut Holmes hal ini adalah hal yang menarik bagi PBB untuk bekerjasama dengan organisasi regional dalam masalah bencana alam yang belum pernah dilakukan sebelumnya.






Untuk menunjukkan pentingnya peran Negara-negara Asia dalam perundingan yang baru lalu, Holmes melakukan kunjungan ke Singapura bersamaan dengan pertemuan setingkat menteri ASEAN. Melalui evaluasi yang lengkap, skema monitoring yang jelas dan akses yang luas bagi pekerja bantuan kemanusiaan, kondisi yang diminta oleh pihak donor pada saat Konferensi Donor ASEAN bulan Mei telah terpenuhi. Holmes yakin lembaga donor akan mendukung permintaan PBB bagi bantuan sebesar USD 481.8 milliar.



Myanmar Times: Aid work opens 'positive door' for UN, Myanmar cooperation.

July 30, 2008.

Tidak ada komentar: