Senin, 03 Desember 2007

Kamboja Desak Myanmar Lanjutkan Pembicaraan Dengan Suu Kyi


Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, Jum’at lalu mendesak pemimpin Junta untuk melanjutkan pembicaraan dengan pemimpin pro-demokrasi yang sedang dalam tahanan Aung San Suu Kyi, kata juru bicara pemerintah Khieu Kanharith. Hun Sen bertemu dengan Perdana Menteri Myanmar Thein Sein di Pnom Penh dan mengatakan kepadanya bahwa dialog dengan Suu Kyi harus dilanjutkan “untuk meningkatkan komunikasi di antara keduanya”.

“Perdana Menteri Hun Sen mendukung pertemuan antara Pemeirntah Myanmar dan Aung San Suu Kyi dan mendorong (Jenderal yang berkuasa) untuk melakukan lebih banyak pertemuan untuk meningkatkan komunikasi di antara kedua belah pihak” katanya kepada wartawan.

Aung San Suu Kyi melakukan pertemuan ketiga di Yangon pada tanggal 19 November dengan Menteri Tenaga Kerja Aung Kyi, yang ditugaskan oleh Junta untuk menangani komunikasi dengan pemenang nobel perdamaian tersebut. Aung Kyi ditetapkan sebagai perantara komunikasi ketika kritik internasional kepada rejim Junta semakin meningkat sebagai dampak dari penumpasan berdarah atas aksi demontrasi damai bulan September lalu. Setidaknya 15 orang tewas dan 3000 orang ditahan sebagai akibat dari aksi tersebut.

Aksi kekerasan pada bulan September tersebut mendorong Amerika dan Eropa untuk memperketat sanksi kepada Myanmar, yang telah berada dalam pembatasan akses ekonomi sebagai akibat dari pelanggaran HAM dan penahanan terhadap Aung San Suu Kyi yang dilakukan oleh Junta. Ikon pro-demokrasi tersebut telah ditahan selama 12 tahun dari 18 tahun masa tahanan.

Namun Kamboja menolak sanksi atas Myanmar, dengan menilai bahwa sanksi tersebut hanya akan menyakiti rakyat Myanmar. “Sanksi ekonomi tidak akan dapat menyakiti Junta, melainkan hanya menyakiti rakyat” kata Khieu Kanharith kepada wartawan setelah pertemuan antara Hun Sen dengan Thein Sein.

Kunjungan resmi 3 hari yang dilakukan Thein Sein, yang dimulai jum’at lalu, bersamaan dengan kunjungan Gambari ke Kamboja dalam rangka perjalanan regional untuk menilai posisi negara-negara tetangga Myanmar paska bentrokan. Namun, Khieu mengatakan bahwa Thein Sein dan Gambari tidak bertemu pada hari jum’at lalu.

Kamboja memiliki hubungan diplomatik yang kuat dengan Myanmar. Hun Sen terakhir kali berkunjung ke sana bulan Mei untuk melakukan pembicaraan mengenai perdagangan dan tourism.

Menetri Luar Negeri Kamboja Hor Namhong mengatakan kamis lalu bahwa penjatuhan sanksi kepada Jendral yang berkuasa tidak akan membawa dampak kepada negara tersebut untuk mencapai demokrasi, katanya setelah melakukan pertemuan dengan Gambari. Sebaliknya, Hor Namhong mengatakan bahwa dunia internasional seharusnya memberikan bantuan yang lebih banyak lagi untuk mendorong perubahan di Myanmar.

Sumber: Agence France Presse: Cambodia urges Myanmar to continue Suu Kyi talks, Fri 30 Nov 2007

Tidak ada komentar: